BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makhluk hidup yang
ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan
peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad
renik) merupakan jasad hidup yang
mempunyai ukuran sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan
bagi kehidupan manusia.
Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan
medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,
antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral dan
vitamin) (Arfiandi,
2009).
Mikroorganisme dapat
berkembang biak secara alami atau
dengan campur tangan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya melalui pertumbuhan
menggunakan media. Pada pembuatan
media ini, haruslah dimengerti
jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri
dan juga
keadaan lingkungan fisik
yang dapat menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Arfiandi, 2009).
Pembiakan
mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi tempat tumbuh
dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari garam organik, sumber energi
(karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan
media ini dapat pula ditambahkan
komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya. (Iptek,
2009).
Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk
mengetahui cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
1.2.
Tujuan
Praktikum ini
bertujuan untuk Mempelajari jenis-jenis media pertumbuhan mikroba, mempraktikan
pembuatan media pertumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sebagai makhluk hidup
sama dengan organisme hidup lainnya, sangat membutuhkan energi dan bahan-bahan
untuk membangun pertumbuhannya, seperti dalam sintesa protoplasma dan
bagian-bagisn sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk
memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah kegiatan,
sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang terarah
yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang
melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung
atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator organik atau
biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang
nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokimia angat dibutuhkan. (Ratna,
1990).
Medium
adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang
digunakan untukpemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus
mengandung semua zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, yaitu
senyawa-senyawa organik yang terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral
dan vitamin. Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu mikrooranisme
apakah bersifat motil atau nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%
(Ratna, 1990).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan
sebagai akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra umum nutrien dalam media pembenihan
harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik organisme baru
(Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme
dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula hanya menggunakan
bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan
makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut
holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam
bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna di luar sel
dengan bantuan enzim ekstraseluler (Iptek, 2009).
Medium yang
digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme harus sesuai
susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,
1993).
Memformulasikan
suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
dalamnya harus memperhatikan berbagai macam ketentuan seperti jika yang ingin
kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting
sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam
sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika
agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological (Hadioetomo, 1993).
BAB III
METODE
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal, 04 Maret 2016 pukul 08.00-09.30 WITA di
Laboratorium Kimia Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.
3.2.
Alat
Alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah gelas ukur, Spatula, Hotplate, Neraca Analitik, Gelas
Erlenmayer, Magnet, Autoclave, Nutrient Agar, Potato Dextrose Agar, Kloranphenikol.
3.3. Prosedur Kerja
Larutan
PDA (Potato Dextrose Agar
1. Ditimbang Potato Dextrose Agar
(PDA) 5,85gr
2. Ditimbang Kloranphenikol seberat
0,0187 gr
3.Dimasukan kedalam tabung
erlenmayer PDA dan Kloranphenikol
4.Dimasukan Aquades kedalam gelas
ukur sebanyak 50 ml
5.Air
tersebut dimasukan kedalam tabung erlenmayer yang telah berisi PDA dan
Kloranphenikol sebanyak 150 ml Aquadest
6.Dimasukan
magnet stirel kedalam tabung erlenmayer yang berisi PDA dan yang sudah
tercampur Klorenhenikol
7.Dipanaskam
PDA dan Klorenhenikol yang telah di isi aquades sampai mendidih
8.Setelah
mendidih didiamkan sebentar lalu dimasukan keautoclave.
Larutan
NA ( Nutrien Agar)
1.Ditimbang
NA sebantyak 4,2 gr
2.Dimasukan
kedalam erlenmayer
3.Dimasukan
aquades sebanyak 150ml
4.Dimasukan magnet stirel kedalam tabung yang berisi
NA dab aquades
5.Dipanaskan
NA yang sudah tercampur dengan aquades sampai mendidih, Lalu dimasukkan kedalam
autoclave.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Tabel
1. Hasil pengamatan perbedaan PDA dan NA
No
|
Nutrient Agar (NA)
|
Potato Dextrose Agar (PDA)
|
1.
|
Warna orange/ kuning bening
|
Warna putih bening
|
2.
|
Tidak bercampur dengan kloranpenikol
|
Bercmpur dengan kloranphinekol
|
3.
|
Massa NA 4,2gr
|
Massa PDA 5,85 gr
|
4.
|
Aroma NA Daging
|
Aroma PDA berbau kentang
|
5.
|
Bakteri
|
Jamur
|
4.2
Pembahasan
Media adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk
membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan
isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba (Sutedjo,1996).
Praktikum ini bertujuan
mengetahui cara pembuatan media dengan dua media yaitu dengan media Nutrient
Agar untuk mengembangkan bakteri dan Potato Dextrose Agar untuk mengembangkan
jamur. Apabila jamur tumbuh di media Nutrian Agar jamur tersebut tidak tumbuh
dengan subur seperti di media Potato Dextrose dan sebaliknya.
Dalam Tabel 1. Hasil
pengamatan perbedaan PDA dan NA ada perbedaan dari warna, massa, dan aroma
media. Warna pada media PDA berwarna putih bening, Warna pada media NA berwarna
kuning bening itu dikarenakan perbedaan bahan yang digunakan masing-masing
media. Pada tabel pengamatan NA bercampur dengan kloranpenikol karena media
pertumbuhan jamur harus bebas dari bakteri.
Media yang dibutuhkan
tergantung mikroba yang ingin dikembangkan di tempat itu, apabila media
pertumbuhannya salah maka mikroba tidak bisa tumbuh dengan bagus.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Media
pertumbuhan bakteri menggunakan Nutrient Agar (NA) dan media pertumbuhan jamur
menggunakan Potato Dextrose Agar (PDA). Pembuatan media mikroba dengan
menggunakan konsentrasi tertentu, dengan cara dipanaskan sampai mendidih dan
harus disterilkan kembali.
5.2.
Saran
Sebaiknya pada saat
praktikum, dilakukan dengan berhati-hati, pada saat menimbang agar tidak tumpah
dan pada saat pemanasan menggunakan hotplate harus diperhatikan agar tidak
terjadi air mendidih dan bertumpahan keluar.
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, Ratna, 1990, Mikrobiologi Dalam Praktek, PT Gramedia,
Jakarta.
Ratna, 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT Gramedia, Jakarta.
Volk dan Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5, Erlangga, Jakarta.
Sutedjo,
Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta
No comments:
Post a Comment