BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Proses pengawetan bahan pangan merupakan proses yang
sangat penting dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu hingga sekarang ini.
Karena manusia akan selalu berkembang dan berpikir untuk proses keberlangsungan
hidupnya. Penggulaan adalah proses pengolahan dan
pengawetan menggunakan gula pada konsentrasi tinggi. Gula tersebut berfungsi
untuk memberi rasa pada produk dan mengawetkan produk dengan menghambat bakteri
yang menyebabkan pembusukan. Gula biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan
beraneka ragam produk makanan seperti selai, jeli, marmalad, sirup, buah-buahan
bergula, dan sebagainya. Penambahan
gula selain untuk memberikan rasa manis, juga berfungsi dan terlibat dalam
pengawetan. Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi
yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut), maka sebagian air yang ada
terikat oleh gula sehingga menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme
dan aktivitas air (aw) dari bahan pangan berkurang. Padahal mikroorganisme
memiliki kebutuhan aw minimum untuk pertumbuhannya. Kemampuan gula untuk
mengikat air itulah yang menyebabkan gula dapat berfungsi sebagai pengawet. Dalam
praktikum ini akan dipelajari proses pengawetan makanan dengan menggunakan gula
berikut pembahasannya.
2.2 Tujuan
Praktikum ini dilakukan bertujuan : Mahasiswa dapat mengerti proses pengawetan makanan, Mahasiswa dapat membuat
suatu larutan gula dengan konsentrasi tertentu, Mahasiswa dapat menghitung
neraca massa dan menghitung rendemen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengawetan Makanan
Pengawetan makanan adalah cara yang
digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan
mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Dalam melakukan pengawetan
makanan perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu jenis bahan makanan yang
diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan yang dipilih dan daya tarik
produk pengawetan makanan (Wandi,2012). Pengawetan
makanan bertujuan untuk:
- Memperpanjang
umur simpan bahan makanan (lamanya suatu produk dapat disimpan tanpa
mengalami kerusakan)
- Mempertahankan
sifat fisik dan kimia bahan makanan
- Mencegah
atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan makanan
- Mencegah
pertumbuhan mikroba yang menggunakan pangan sebagai substrat untuk memproduksi
toksin didalam pangan
- Mencegah
kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan hama
- Mencegah
atau memperlambat kerusakan mikrobial, dilakukan dengan cara
- Mencegah
masuknya mikroorganisme (bekerja dengan aseptis)
- Mengeluarkan
mikroorganisme, misalnya dengan proses filtrasi
- Menghambat
pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme misalnya dengan penggunaan suhu
rendah, pengeringan, penggunaan kondisi anaerobik atau penggunaan pengawet
kimia
- Membunuh
mikroorganisme, misalnya dengan sterilisasi dan radiasi (Wandi,2012).
2.2 Pengawetan
makanan secara Kimia (gula)
Bahan pengawet dari bahan kimia
berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan mikroba pembusuk
dan memberikan tambahan rasa sedap, manis. Contoh beberapa jenis zat kimia:
cuka, asam asetat, fungisida, antioksidan, in-package desiccant, ethylene
absorbent, wax emulsion dan growth regulatory untuk melindungi buah dan
sayuran dari ancaman kerusakan pasca panen untuk memperpanjang kesegaran masa
pemasaran. Nitogen cair sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan
sayur sehinnga dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman. Pengawetan
bahan makanan secara kimia menggunakan bahan-bahan kimia, seperti gula pasir,
garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat, asam sitrat,
garam sulfat, dan lain-lain. Proses pengasapan juga termasuk cara kimia sebab
bahan-bahan kimia dalam asap dimasukkan ke dalam makanan yang diawetkan.
Apabila jumlah pemakaiannya tepat, pengawetan dengan bahan-bahan kimia
dalam makanan sangat praktis karena dapat menghambat berkembang biaknya
mikroorganisme seperti jamur atau kapang, bakteri, dan ragi (Aka, 2008).
2.3
GULA
Gula adalah
suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber tenaga dan komoditi perdagangan
utama. Gula paling banyak diniagakan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula
digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atauminuman.
Gula sederhana, seperti glukosa (yang dihasilkan daripada sukrosa dengan tebu
atau asam), menyimpan tenaga yang akan digunakan oleh sel (Annis,2014). sifat
gula pasir adalah higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan
dehidrasi dan akhirnya mati.jika larutan gula atau garam mempunyai kekepekatan
yang tinggi atau sekitar 25%. Kebanyakan bakteri atau jamur tidak mampu
bertahan hidup pada larutan gula yang
pekat (Tri,2013).
BAB III
METODE
.3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan
pada hari senin, 14 Maret 2016 di Laboratorium pangan Politeknik Negeri Tanah
Laut, pada jam 09 : 00 – 11: 00 WITA.
3.2. Alat dan Bahan
Dalam
praktikum ini menggunakan alat dan bahan neraca
analitik, kompor gas, panci, Loyang, pengaduk, gelas, pisau, bahan agar-agar,
gula pasir, air galon, pewarna makanan.
3.3. Prosedur Kerja
1. Dituangkan bahan agar-agar pada panci kemudian dimasukkan air dan
gula dengan perbandingan 1:1, aduk-aduk sampai homogeny.
2. Dipanaskan agar-agar tersebut dengan panas api sedang sambal terus
diaduk-aduk.
3. Setelah mendidih angkat
kemudian dimasukkan kecetakan atau Loyang.
4. Dibiarkan agar-agar tersebut sampai dingin.
5. Irislah agar-agar kering menadi bentuk segiempat dengan ukuran 2x3
cm.
6. Dijemurlah irisan-irisan tersebut dengan sinar matahari sampai
terbentuk kristal.
BAB IV
HASIL DAN SARAN
4.1. Hasil
No
|
Bahan
|
Massa awal (gr)
|
Massa campuran (gr)
|
Massa setelah
dipanaskan (gr)
|
Massa selama
pengeringan (gr)
|
|||||
Hari 1
|
Hari 2
|
Hari 3
|
Hari 4
|
Hari 5
|
||||||
1.
|
Agar-agar
|
7
|
374,01
|
268,80
|
220,13
|
217,98
|
214,69
|
202,91
|
189,59
|
|
2.
|
Gula
|
17,9
|
||||||||
3.
|
Air
|
200
|
||||||||
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
Rendemen
|
|
|
|
82,14 %
|
81,09 %
|
79,86 %
|
75,48 %
|
70,53 %
|
4.2.
Pembahasan
Pengawetan
makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan
yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Dalam
melakukan pengawetan makanan perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu jenis
bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan yang
dipilih dan daya tarik produk pengawetan makanan. Dalam praktikum ini
digunakan perbandingan 1:1 air dan gula, massa awal agar-agar 7 gram, gula 17,9
gram dan air 200 mL, massa campuran didapatkan 374,01 gram, massa setelah
dipanaskan didapatkan hasilnya berkurang karena pemanasan menjadi 268,80 gram.
Penjemuran
hari pertama didapatkan massa agar-agar
220,13 dengan rendemen 82,14 %, hari kedua
didapatkan massa agar-agar 217,98 dengan rendemen 81,09 %, hari ketiga
didapatkan massa agar-agar 214,69 dengan rendemen 79,86 %, hari keempat
didapatkan massa agar-agar 202,91 dengan rendemen 75,48% dan hari terakhir
didaatkan massa agar-agar 189,59 dengan rendemen 70,53 % dari hasil yang
didapatkan massa yang berkurang setiap hari dikarenakan proses penjemuran dan
agar-agar tetap awet dalam proses penjemuran dikarenakan sifat gula pasir
adalah higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi
dan akhirnya mati, Kebanyakan bakteri atau jamur tidak mampu bertahan hidup
pada larutan gula yang pekat.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1.
Kesimpulan
- Dalam
praktikum ini digunakan gula pasir karena sifat gula pasir adalah
higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan
akhirnya mati, Kebanyakan bakteri atau jamur tidak mampu bertahan hidup
pada larutan gula yang pekat
sehingga agar-agar tetap awet.
- Digunakan
air dan gula dengan perbandingan 1:1 , konsentrasi masing-masing 50 %.
- Hari
pertama didapatkan rendemen 81,89 %, hari kedua didapatkan rendemen 81,09
%, hari ketiga didapatkan rendemen 79,86 %, hari kempat didapatkan
rendemen 75,48 % dan hari terakhir 70,53 %.
5.2. Saran Saran
kami dalam praktikum ini diharapkan praktikan berhati-hati dalam menjemur
agar-agar dari kotoran dan cuaca yang tidak mendukung agar agar-agar tidaak
rusak dan tumbuh jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Annis.2014.https://pelantunjiwaku.wordpress.com/2014/08/24/apa-itu-gula/. Diakses pada tanggal 27
maret 2016 Pukul 21.00 WITA.
Aka.2008.https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/pengawetan-makanan- untuk -mengendalikan-aktivitas-mikroba-perusak-makanan/
Diakses pada tanggal 27
maret 2016 Pukul 21.00 WITA.
Wandi.2012https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/pengawetan-makan an-untuk-mengendalikan-aktivitas-mikroba-perusak-makanan/Diakses
pada tanggal 27 maret 2016
Pukul 21.00 WITA.
Tri.2013.http://tripavillage.blogspot.co.id/2013/09/fungsi-gula-dalam-pengolahan- pangan.html. Diakses pada tanggal 27 maret
2016 Pukul 21.00 WITA.
No comments:
Post a Comment