BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Massa dan energi dalam
kehidupan sehari-hari selalu berhubungan antara keduanya, dan mempuyai sifat
yang kekal. Massa yang masuk akan sama dengan massa yang keluar, bila tidak ada
perubahan laju akumulasi massa. Begitu juga dengan energi, jumlah energi yang
masuk akan sama dengan jumlah energi yang keluar. Hukum kekekalan massa dan
hukum kekalan energi menyatakan bahwa massa dan energi tidak dapat dimusnahkan
atau dihilangkan dan tidak dapat dibuat ataupun diciptakan, bila terjadi
perubahan massa maka yang terjadi hanyalah merupakan konversi massa dari bentuk
satu menjadi bentuk lainnya dengan jumlah massa yang tetap.
Neraca energi
dibuat berdasarkan pada hukum pertama termodinamika. Hukum pertama ini
menyatakan kekekalan energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan atau dibuat,
hanya dapat diubah bentuknya. Perumusan dan neraca energisuatu sistem mirip
dengan perumusan neraca massa. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang
diperhatikan yaitu suatu sistem dapat berupa sistem tertutup namun tidak
terisolasi tidak dapat terjadi perpindahan massa namun dapat terjadi
(perpindahan massa) dan hanya terdapat satu neraca energi untuk suatu sistem
(tidak seperti neraca massa yang memungkinkan adanya beberapa neraca komponen).
Oleh karena itu mahasiswa prodi TIP mempelajari neraca massa ini.
1.2.Tujuan
Praktikum neraca
energi ini bertujuan untuk mempelajari transfer massa dan transfer energi serta
menghitung panas reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Neraca Energi
Perpindahan kalor dari suatu
zat ke zat lain sering kali terjadi dalam industri proses. Pada kebanyakan
proses diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kondisi pertama
yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pemrosesan, terjadi umpamanya bila
pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus dicapai
dengan jalan pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi kedua yaitu
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada
pengerjaan eksoterm dan endoterm. (Holman dan jasjfi, 1997)
Neraca massa atau panas
suatu sistem proses dalam industri merupakan perhitungan kuantitatif
dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi (tersimpan)
dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan neraca digunakan untuk mencari
variable proses yang belum diketahui, berdasarkan data variable proses yang
telah ditentukan/diketahui. Oleh karena itu, perlu disusun persamaan yang menghubungkan
data variable proses yang telah diketahui dengan variable proses yang ingin
dicari. (Rieko, 2009)
Penggunan energi dalam bentuk
kalor sangat banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak
makanan, ruang pemanas / pendingin dan lain-lain. Temperatur merupakan ukuran
mengenai panas / dinginnya benda. Temperatur merupakan sifat sistem yang
menentukan apakah sistem berada dalam keadaan kesetimbangan dengan sistem lain.
Jika dua sistem dengan
temperatur yang berbeda diletakkan dalam kontak termal, maka kedua sistem
tersebut pada akhirnya akan mencapai temperatur yang sama. Jika dua sistem
dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam
kesetimbanhan termal satu sama lain.
BAB
III
METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari
senin, 28 Maret 2016 di Laboratorium pangan POLITALA, pada jam 09 : 00 – 11: 00
WITA.
3.2. Alat dan Bahan
Didalam praktikum ini menggunakan
alat dan bahan : Kompor, panci, gelas ukur, pengaduk kaca, es batu, NaOH, air,
kalium ionida.
3.3. Prosedur Kerja
1. Menentukan
Neraca Massa dan Neraca Energi
a. Ditimbang
air dengan massa 100 gram dalam gelas ukur
b. Diukur
temperaturnya kemudian dimasukkan es batu dengan berat tertentu
c. Ditimbang
campuran air dan es tersebut lalu diukur temperaturnya
d.
Dihitung panas campurannya tersebut
2.
Menghitung Panas Pelarutan
a.
Ditimbang garam 20 gram dilarutkan dalam
100 ML air
b.
Diukur temperaturnya lalu dipanaskan
larutan tersebut selama 3 menit, diukur temperaturnya dan dihitung panas
pelarutannya
c.
Ditimbang 5 gram Natrium Hidroksida (
NaOH ), dimasukkan didalam air sampai volume 50 ML lalu dihitung panas
pelarutan larutan tersebut.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari
praktikum Neraca Energi dihasilkan data seperti dibawah ini :
Tabel 1. Data hasil praktikum
No
|
Jenis Larutan
|
Massa(g)
|
Temperatur ( ̊)
|
Cp(kapasitas panas) J/kg ᵒC
|
Panas ( J )
|
||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
||||
1
|
Air es
|
100
|
261,6
|
30
|
12
|
4200
|
19777,71
|
2
|
Garam
|
93,14
|
113,1
|
30
|
64
|
500
|
2036,52
|
3
|
NaOH
|
50,79
|
55,79
|
30
|
44
|
3,33
|
2.945.712
|
4.2. Pembahasan
Pada
percobaan ini kami menggunakan sampel air + es, air + garam, air + NaOH yang
massa suhu air sebelum dicampur sengan sampel – sampel tersebut suhunya 30 ̊ C
setelah dicampur dengan es batu suhu menjadi 12 ̊ C ini disebabkan adanya perpindahan
energi panas yaitunya air bersuhu air
melepas panas dan es batu menerima panas, sehingga terjadilah perubahan suhu.
Pada
sampel yang ke 2 yaitu air dicampur dengan garam pada awal 30 ̊ C setelah
dicampur dengan garam larutan tersebut suhu bertambah panas menjadi 64 derajat
ini disebabkan air menerima panas dari garam, dan garam melepas panas sehingga
suhu larutan tersebut menjadi bertambah panas.
Begitu juga dengan sampel NaOH suhu air
pertama yaitu 30 ̊ C setelah itu dicampur dengan NaOH sehingga air menerima
panas dan NaoH melepas panas sehinga larutan tersebut suhunya meningkat
bertambah panas.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum ini kami mengambil kesimpulan bahwa diantara 2 atau lebih
bahan yang dijadikan satu atau dicampur ini akan terjadi perpindahan energi,
yaitu energi panas. Salah satu dari bahan akan menerima panas sedangkan yang
lain melepas panas.
5.2. Saran
Setelah
melakukan praktikum ini kami sarankan agar dalam perhitungan benar – benar
diteliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim , 2015. Pengertian
Neraca
Massa.https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_massa
Diakses
pada hari sabtu tanggal 12 Maret 2016
Lampiran
A.
Menentukan konsentrasi hasil pencampuran
1) 0,1
. 10 gr + 0,05 . 10 gr = 20 gr . X
1
+ 0,5 = 20 .X
1,5
= 20 . X
X = 0,075 = 7,5 %
2) 0,1 20 gr + 0,05 . 15 gr = 35 gr . X
2
+ 0,75 = 35 . X
2,75
= 35 . X
X = 0,079 = 7,9 %
B.
Menentukan konsentrasi proses pengenceran
0,1
. 15 gr + 0. 50 gr = 65 . X
1,5 + 0 = 65 . X
1,5 = 65 . X
X = 0,023 =
2,3%
C.
Menentukan konsentrasi proses
pengentalan
0,05 . 15 – 0 . 0,28 gr = 14,72 . X
0,75
= 14,72 . X
X =0,05095 = 5,09 %
No comments:
Post a Comment