BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bioteknolologi
adalah salah satu cabang ilmu biologi yang membahas tentang pemanfaatan agen
hayati atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat
bermanfaat bai kehidupan. Agen hayati yang umumnya digunaka adalah jamur mikro
dan bakteri. Beberapa bakteri memiliki peranan bagi kehidupan, baik peranan
yang menguntungkan maupun yang merugikan. Bakteri yang menguntungkan umumnya
dibudidayakan oleh masyarakat, misalnya bakteri Acetobacter xylinum yang mampu mengubah air kelapa menjadi jalinan
serat putih yang disebut nata de coco. Pembuatan nata dari air kelapa yang
merupakan limbah makanan haruslah yang mengandung glukosa cukup bagi
pertumbuhan bakteri yang kelak akan mengubahnya menjadi serat yang layak
dikonsumsi. Pada praktikum kali ini digunakan air kelapa tua sebagai bahan baku
dan hasilnya di pasaran dikenal sebagai nata de coco. Nata de coco adalah makanan yang banyak
mengandung serat selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi kelancaran
pencernaan kita. Makanan ini berbentuk padat, kokoh, kuat, putih, transparan,
dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling. Produk ini banyak digunakan sebagai
pencampur es krim, coktail buah, sirup, dan makanan ringan lainnya. Kandungan
kalorinya yang rendah, sangat tepat dikonsumsi sebagai makanan diet. Penambahan
vitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi nata de coco. Nata de coco merupakan jenis makanan
hasil fermentasi oleh bakteri Acetobacter
xylinum. Acetobacter xylinum
dalam pertumbuhan dan aktivitasnya membentuk nata memerlukan suatu media yang
tepat memiliki kandungan komponen-komponen yang dibutuhkan sehingga produksi
nata yang dihasilkan dapat secara optimal. Komponen media nata yang dibutuhkan
sebagai syarat media nata antara lain memiliki sumber karbon dapat berupa gula,
sumber nitrogen dapat berupa penambahan urea atau ZA, mineral dan vitamin yang
mendukung pertumbuhan bakteri acetobacter
xylinum. Pada fermentasi nata kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh
karena bakteri acetobacter xylinum
memiliki kondisi optimum lingkungannya untuk tumbuh baik itu suhu, pH, cahaya,
oksigen dan lain-lainnya.
Pada praktikum kali ini bahan utama yang digunakan
adalah air kelapa. Air kelapa merupakan salah satu limbah yang bermanfaat dari
bagian buah kelapa. Tapi sangat disayangkan kebanyakan dari masyarakat kurang
mengenal apa manfaat dari air kelapa ini. Padahal air kelapa sangat banyak
manfaatnya slah satunya adalah diolah menjadi nata de coco. Harga bahan baku ini relatif sangat murah dan
kadang-kadangpun tidak ada harganya atau diberikn secara Cuma-Cuma. Selain itu
di indonesia sangat kaya akan kelapa sehingga apabila limbah air kelapa ini
tidak dimanfaatkan akan sangat rugi karena hasil yang di dapat dari produksi
air kelapa yang diolah menjadi nata de coco ini lumayan memuaskan kalau dilihat
dari segi ekonominya.
Air kelapa mempunyai potensi yang
baik untuk di buat minuman fermentasi karena kandungan zat gizinya yang kaya
dan relatif lengkap, sehingga sesuai untuk pertumbuhan mikroba. Komposisi gizi
air kelapa tergantung pada umur kelapa dan variertasnya. Air kelapa per 100 ml
mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein 0,2 g, lemak 0,2 g, gula 3,8 g,
vitamin C 1,0 mg, asam amino, dan hormon pertumbuhan. Jenis gula yang
terkandung glukosa, fruktosa, sukrosa, dan sorbitol (Astawan, 2004).
1.2.
Tujuan
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan nata de coco
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. Buah Kelapa
Buah kelapa merupakan bagian
paling penting dari tanaman kelapa karena mempunyai nilai ekonomis dan gizi
yang tinggi. Air kelapa salah satu bagian buah kelapa yang mengandung sejumlah
zat gizi yaitu protein, lemak, gula, sejumlah vitamin, asam amino, dan hormon
pertumbuhan. Air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai media untuk produksi nata de coco. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan
mikroba Acetobacter xylinum, yang
berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis dan bertekstur
kenyal. Selain banyak diminati karena rasanya yang enak dan kaya serat,
pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan tidak banyak
sehingga dapat sebagai alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan
(Anonim, 2009).
II. 2. Nata De Coco
Nata berasal dari bahasa Spayol yang berarti krim. Jadi Nata De Coco adalah krim yang berasal
dari air kelapa. Krim tersebut dibentuk dari hasil fermentasi organism Acetobacter xylinum yang membentuk gel
pada permukaan yang mengandung gula (Pagarra, 2008).
II.
3. Pembentukan Serat Nata
Bibit nata adalah bakteriAcetobacter xylinum yang akan dapat membentuk
serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan
karbondan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian,
bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi
ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air
kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang
akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai
nata. (Anonim,
2015).
II. 4. Proses Pembuatan Nata
Berikut
adalah prosedur pembuatan nata de coco :
1.
Persiapan media starter/ Bibit Nata De Coco
Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini dapat dihasilkan dari ampas nenas yang telah diinkubasi ( diperam) selama 2-3 minggu. Starter yang digunakan dalam pembuatan nata sebanyak 170 ml.
Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini dapat dihasilkan dari ampas nenas yang telah diinkubasi ( diperam) selama 2-3 minggu. Starter yang digunakan dalam pembuatan nata sebanyak 170 ml.
2.
Penyaringan
Untuk menghilangkan kotoran yang bercampur pada air kelapa dilakukan penyaringan air kelapa dengan menggunakan kain saring. Kemudian campurkan gula pasir ( 100 g/l air kelapa ) dengan air kelapa lalu didihkan dan dinginkan.
Untuk menghilangkan kotoran yang bercampur pada air kelapa dilakukan penyaringan air kelapa dengan menggunakan kain saring. Kemudian campurkan gula pasir ( 100 g/l air kelapa ) dengan air kelapa lalu didihkan dan dinginkan.
3.
Inokulasi
Setelah dingin, pHnya diatur dengan menambahkan asam asetat atau asam cuka sekitar 20 ml hingga diperoleh kisaran keasaman (pH) 3-4. Kemudian diinokulasi dengan menambahkan starter (Acetobacter xylinum) 170 ml.
Setelah dingin, pHnya diatur dengan menambahkan asam asetat atau asam cuka sekitar 20 ml hingga diperoleh kisaran keasaman (pH) 3-4. Kemudian diinokulasi dengan menambahkan starter (Acetobacter xylinum) 170 ml.
4.
Fermentasi
Masukkan
campuran tersebut ke dalam wadah fermentasi ( baskom berukuran 34 x 25 x 5 cm
). Wadah ditutup dengan kain saring dan diletakkan ditempat yang bersih dan
aman. Dilakukan pemeraman selama 8-14 hari hingga lapisan mencapai ketebalan
kurang lebih 1.5 cm.
5.
Pemanenan
Setelah pemeraman selesai dengan terbentuk lapisan nata,lapisan nata diangkat secara hati-hati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang bersih supaya cairan dibawah lapisan tidak tercemar. Cairan dibawah nata dapat digunakan sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya.Buang selaput yang menempel pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam bentuk kubus dan dicuci ( Anonim, 2015).
Setelah pemeraman selesai dengan terbentuk lapisan nata,lapisan nata diangkat secara hati-hati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang bersih supaya cairan dibawah lapisan tidak tercemar. Cairan dibawah nata dapat digunakan sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya.Buang selaput yang menempel pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam bentuk kubus dan dicuci ( Anonim, 2015).
BAB III
METODE
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Jumat tanggal, 20 Mei 2016
pukul 08.00 – 10.00 WITA di Laboratorium Pangan Teknologi Industri Pertanian
Politeknik Negeri Tanah Laut.
3.2.
Alat
Alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah timbangan, panci, corong, baskom, saringan, gelas
kimia, kompor gas, kertas saring
Bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah air kelapa, kecambah, cuka, cairan bibit (starter),
gula pasir, natrium benzoate dan eseens.
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada
praktikum pembuatan nata de coco
adalah :
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Disiapkan air kelapa yang telah disaring
dan bebas kotoran
3.
Dipanaskan air kelapa tersebut agar
terbebas dari microba.
4.
Direbus air kelapa 1/3 bagian dengan
kecambah sampai mendidih lalu disaring dan dimasukkan dipanci yang berisi
rebusan air kelapa 2/3 bagian.
5.
Ditambahkan gula kedalam campuran
sebanyak 7,5 % dari jumlah air kelapa.
6.
Didinginkan air kelapa dan campuran tadi
dituang diwadah yang steril lalu ditambahkan cuka 25 %.
7.
Dinokulasi larutan dengan cairan bibit
starter lalu diinkubasi selama kurang lebih 2 minggu dalam ruangan tertutup dan
steril.
8.
Setelah diinkubasi selesai dilakukan
pemanenan nata
9.
Dipotong lapisan nata menjadi
bagian-bagian kecil berbentuk dadu lalu ditiriskan dan direndam dalam air
bersih selama 2-3 hari untuk menghilangan asamnya, diganti air rendaman setiap
harinya dengan air bersih yang baru.
10.
Direndam dalam larutan gula dengan
komposisi 600 gr gula dalam 1,5 liter air lalu dipanaskan hingga terlarut,
ditambah natrium benzoate sebanyak
100 mg setiap 1 kg nata de coco, direndam selama satu malam.
11.
Setelah direndam diasukkan nata de coco didalam plastik atau botol
steril dengan air perendam dengan perbandingan 2:1.
12.
Nata
de coco siap dikonsumsi.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Hasil
dari percobaan ini mengalami kegagalan, penyebabnya ada dipembahasan.
4.2
Pembahasan
Percobaan
pembuatan nata de coco ini mengalami kegagalan, dikarenakan beberapa
faktor diantaranya yaitu wadah yang tidak steril, kertas penutup wadah Nata telah sobek sehingga bakteri lain
bisa masuk dan Nata telah ditumbuhi
oleh jamur dan berulat.
Wadah yang tidak
steril ini disebabkan karena bisa saja
dalam saat proses pencucian wadah tersebut tidak bersih dan bisa saja juga
walaupun secara kasat mata wadah itu terlihat bersih namun mikroorganisme
sangatlah berukuran kecil sehngga tidak terlihat serta ketika wadah hendak
digunakan tidak dipanaskan terlebih dahulu. Kertas penutup nata yang sobek disebabkan karena saat proses pembuatan nata kertas tersebut terkena air sehingga kertas
penutupnya menjadi basah dan sobek itulah yang membuat bakteri lain bisa masuk
kedalam wadah dan berkembang biak didalam wadah tersebut dan ada juga yang
telah berulat.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Buah kelapa yang hanya biasanya dikonsumsi
isinya dan airnya saja kini berkat perkembangan tehknologi yang pesat yaitu
memanfaatkan micro organisme air kelapa tersebut bisa di inovasi menjadi Nata
de coco yang memiliki rasa kenyal dan enak dikonsumsi serta harganya pun juga
bisa meningkat.
5.2.
Saran
Disarankan mahasiswa
agar lebih memperhatikan kesterilan alat sebelum digunakan ataupun tangan
setelah praktikum mikrobiologi nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, 2004.” Manfaat Buah Kelapa”.
bioteknologi-nata-de.html
Diakses pada 02 juni 2016
Anonim, 2015. “Pembuatan Nata”
http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco
Diakses pada 02 juni 2016
Anonim, 2009. “ Buah Kelapa”.
Diakses pada 02 juni 2016
Anonim, 2015. “Pembentukan Serat Nata”
http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco
Diakses pada 02 juni 2016
Pagarra, 2008. “ Arti Kata Nata”
http://bioindustri.blogspot.com
Diakses pada 02 juni 2016
No comments:
Post a Comment