BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mikroorganisme
atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme
biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik. Fungi,
terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap
sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang
beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme
sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam
laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Mikroorganisme berbeda
dengan sel makroorganisme. Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam
melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk jaringan,
organ, dan sistem organ. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat
di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan (Guntur, 2013).
Proses pemisahan atau pemurnian dari
mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,
misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang
hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya
dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap
pada tempatnya (Guntur, 2013).
1.2.
Tujuan
Praktikum
ini bertujuan untuk : Mempelajari dan mempraktikkan isolasi bakteri dan jamur,
menghitung jumlah bakteri dan jamur, mengidentifikasi jenis koloni
mikroorganisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dekontaminasi adalah proses
menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani,
tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan
bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu
sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan
membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya
sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik
dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan
dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan
menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).
Salah satu teknik sterilisasi yang
umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan
atau menggunakan prinsip kerja autoclave. Suhu dan tekanan tinggi yang
diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang
lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk
mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI =
103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF
adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi.
Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih
pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di
ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu
121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika
dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu
disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl,
maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC
untuk mendidihkan air (Indan. 2003).
BAB III
METODE
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal, 11 Maret
2016 pukul 08.00 – 10.00 WITA di Laboratorium Kimia Teknologi Industri
Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.
3.2.
Alat
Alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah laminar airflow, cawan petri, mikro pipet blue-tip,
tabung reaksi, spatula, bunsen, wadah tabung reaksi, alumunium foil, alkohol
70%, aquades, air limbah tahu, NA, PDA.
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada
praktikum isolasi mikroorganisme adalah :
1.
Dimasukkan sampel limbah tahu 1 ML
didalam tabung reaksi yang berisi aquades steril 9 ML, dihomogenkan.
2.
Diambil sampel dari tabung reaksi 1
sebanyak 1 ML, dimasukkan ditabung reaksi 2 yang berisi aquades steril 9 ML,
dihomogenkan.
3.
Diambil sampel dari tabung reaksi 2
sebanyak 1 ML dimasukkan ditabung reaksi 3 yang berisi aquades steril 9 ML,
dihomogenkan.
4.
Diambil sampel dari tabung reaksi 3
sebanyak 1 ML dimasukkan ditabung reaksi 4 yang berisi aquades 9 ML,
dihomogenkan.
5.
Diambil sampel dari tabung reaksi 4
sebanyak 1 ML, dimasukkan didalam 3 cawan petri.
6.
Dimasukkan PDA didalam 1 cawan petri dan
NA didalam 2 cawan petri.
7.
Diberi label setiap cawan petri
8.
Diinkobasi PDA dan NA didalam laci
lemari
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Hasil
dari praktikum isolasi mikroorganisme seperti tabel dibawah ini:
Tabel 1. Data hasil pengamatan PDA dan
NA dengan sampel limbah tahu.
No
|
Nama mikroorganisme
|
Ciri – ciri
|
Jumlah
|
|||
Bentuk
|
Tepi
|
Permukaan
|
Warna
|
|||
1
|
NA 1 A
|
Circular
|
Ontire
|
convex
|
Putih
|
253.104
|
2
|
NA 2 A
|
molar – tooth
|
undulate
|
Ritting
|
putih bening
|
|
3
|
NA 1 A
|
Circular
|
Ontire
|
Convex
|
putih bening
|
24.104
|
4
|
NA 2 A
|
molar – tooth
|
undulate
|
Ritting
|
putih bening
|
|
5
|
PDA
1 B
|
Circular
|
Ontire
|
Convex
|
Putih
|
3.104
|
6
|
PDA 2 B
|
spreading
|
Rhizoid
|
Raised
|
Putih
|
|
4.2
Pembahasan
A. Flagela
Flagela terdapat
salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya untuk
bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi
montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.
Flagela terbuat dari protein yang
disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya
adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk
menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.
B. Dinding sel
Dinding sel
tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan protein.
Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi
dinding sel adalah untuk melindungi sel.
Berdasarkan
struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini,
bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Jika
bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada dinding selnya,
maka bakteri itu tergolong bakteri gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna
dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna pada dinding selnya,
maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif. Bakteri gram
positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri gram negatif,
peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan jumlahnya
lebih sedikit. Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen. (Aguskisno,
2011).
Dalam praktikum ini bahan yang digunakan
sebagai sampel bakteri dan jamur, adalah limbah tahu yang baru. Ini dikarenakan
untuk mengurangi banyaknya bakteri atau jamur yang ada pada sampel yang dipakai
sebagai media pertumbuhannya. Beberapa bakteri yang tumbuh pada media tidak
banyak ragamnya, ini memudahkan untuk mengambil satu bakteri yang akan diamati
nantinya.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mengembangkan bakteri yang nantinya bisa menguntungkan untuk dunia industri
maupun kedokteran. Cara untuk mengambil bakteri ataupun jamur harus melalui
proses 4 kali pengenceran, agar bakteri dan jamur tidak terlalu banyak pada
cawan petri yang berisi media pertumbuhannya.
Pada Tabel 1. Data hasil pengamatan
PDA dan NA dengan sampel limbah tahu. Menggunakan 3 cawan petri 2 untuk
perkembangan bakteri yaitu NA, dan 1 untuk jamur yaitu PDA. Pengamatan yang
dilakukan sehari berikutnya pada NA terdapat 2 macam bakteri pada masing-masing
cawan petri dengan jumlah koloni 253.104 dan 24.104. Pada 2 hari berikutnya pengamatan
dilanjutkan pada cawan petri PDA terdapat 2 macam jamur dalam 1 wadah cawan
petri dengan jumlah koloni 3.104.
Pertumbuhan
bakteri lebih cepat dari pada pertumbuhan jamur, dan jumlah koloninya lebih
banyak bakteri dari pada jamur.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Isolasi bakteri dan jamur dilakukan dengan
pengenceran larutan yang mengandung bakteri dan jamur sampai 4 tabung reaksi,
setelah dilakukan pengenceran diambil 1 ml larutan untuk memperbanyak bakteri
dan jamur di media NA dan PDA.
Jumlah bakteri bisa terlihat dan bisa dihitung sehari
berikutnya, tetapi jamur tumbuh dua hari berikutnya. Sedangkan koloni
mikroorganisme bisa dilihat dari bentuk, tepi, permukaan dan warna. Contohnya circular, ontire, convex, Putih.
5.2.
Saran
Disarankan mahasiswa
agar lebih memperhatikan kesterilan alat sebelum digunakan ataupun tangan
setelah praktikum mikrobiologi nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Metode Sterilisasi,
http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-sterilisasi/. Diakses 3 Maret 2016.
James Agalloco, 2008, Validation of
Pharmaceutical Processes (electronic version), USA : Informa Healthcare
Inc.
Indan. 2003. Mikrobiologi
dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti; Bandung.Suriawira. 2005. Pengantar
Mikrobiologi Umum Angkasa. Bandung.
Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah
Mikrobiologi.UIT;Makassar.
Guntur,
2013. Bakteri dan Jamur.
http://goentoer19.blogspot.co.id/2013/03/isolasi-bakteri-dan-jamur.html diakses
pada hari Kamis tanggal 17 Maret 2016.
Aguskisno,
2011. Mengetahui Jenis Bakteri dan Jamur.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/anatomi-dan-morfologi-bakteri-jamur-virus.html
diakses pada hari Kamis tanggal 17 Maret 2016.
No comments:
Post a Comment