Tuesday, February 7, 2017

Praktikum Mikrobiologi Industri : ISOLASI MIKROORGANISME

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik.            Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Mikroorganisme berbeda dengan sel makroorganisme. Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan (Guntur, 2013).
            Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Guntur, 2013).
 
1.2. Tujuan
                     Praktikum ini bertujuan untuk : Mempelajari dan mempraktikkan isolasi bakteri dan jamur, menghitung jumlah bakteri dan jamur, mengidentifikasi jenis koloni mikroorganisme.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

              Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).               
              Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclave. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air (Indan. 2003).  
BAB III
METODE

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal, 11 Maret  2016 pukul 08.00 – 10.00 WITA di Laboratorium Kimia Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.
3.2. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah laminar airflow, cawan petri, mikro pipet blue-tip, tabung reaksi, spatula, bunsen, wadah tabung reaksi, alumunium foil, alkohol 70%, aquades, air limbah tahu, NA, PDA.
 3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum isolasi mikroorganisme adalah :
1.      Dimasukkan sampel limbah tahu 1 ML didalam tabung reaksi yang berisi aquades steril 9 ML, dihomogenkan.
2.      Diambil sampel dari tabung reaksi 1 sebanyak 1 ML, dimasukkan ditabung reaksi 2 yang berisi aquades steril 9 ML, dihomogenkan.
3.      Diambil sampel dari tabung reaksi 2 sebanyak 1 ML dimasukkan ditabung reaksi 3 yang berisi aquades steril 9 ML, dihomogenkan.
4.      Diambil sampel dari tabung reaksi 3 sebanyak 1 ML dimasukkan ditabung reaksi 4 yang berisi aquades 9 ML, dihomogenkan.
5.      Diambil sampel dari tabung reaksi 4 sebanyak 1 ML, dimasukkan didalam 3 cawan petri.
6.      Dimasukkan PDA didalam 1 cawan petri dan NA didalam 2 cawan petri.
7.      Diberi label setiap cawan petri
8.      Diinkobasi PDA dan NA didalam laci lemari






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
            Hasil dari praktikum isolasi mikroorganisme seperti tabel dibawah ini:
Tabel 1. Data hasil pengamatan PDA dan NA dengan sampel limbah tahu.
No
Nama mikroorganisme
Ciri – ciri
Jumlah
Bentuk
Tepi
Permukaan
Warna
1
NA 1 A
Circular
Ontire
convex
Putih
253.104
2
NA 2 A
molar – tooth
undulate
Ritting
putih bening

3
              NA 1 A                 
Circular
Ontire
Convex
putih bening
24.104
4
NA 2 A
molar – tooth
undulate
Ritting
putih bening

5
 PDA 1 B
Circular
Ontire
Convex
Putih
3.104
6
             PDA  2 B
spreading
Rhizoid
Raised
Putih


           
4.2 Pembahasan
A. Flagela
Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya untuk bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.
Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.
B. Dinding sel
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dinding sel adalah untuk melindungi sel.
Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Jika bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada dinding selnya, maka bakteri itu tergolong bakteri gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif. Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri gram negatif, peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan jumlahnya lebih sedikit. Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen. (Aguskisno, 2011).
Dalam praktikum ini bahan yang digunakan sebagai sampel bakteri dan jamur, adalah limbah tahu yang baru. Ini dikarenakan untuk mengurangi banyaknya bakteri atau jamur yang ada pada sampel yang dipakai sebagai media pertumbuhannya. Beberapa bakteri yang tumbuh pada media tidak banyak ragamnya, ini memudahkan untuk mengambil satu bakteri yang akan diamati nantinya.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengembangkan bakteri yang nantinya bisa menguntungkan untuk dunia industri maupun kedokteran. Cara untuk mengambil bakteri ataupun jamur harus melalui proses 4 kali pengenceran, agar bakteri dan jamur tidak terlalu banyak pada cawan petri yang berisi media pertumbuhannya.
            Pada Tabel 1. Data hasil pengamatan PDA dan NA dengan sampel limbah tahu. Menggunakan 3 cawan petri 2 untuk perkembangan bakteri yaitu NA, dan 1 untuk jamur yaitu PDA. Pengamatan yang dilakukan sehari berikutnya pada NA terdapat 2 macam bakteri pada masing-masing cawan petri dengan jumlah koloni 253.104   dan 24.104. Pada 2 hari berikutnya pengamatan dilanjutkan pada cawan petri PDA terdapat 2 macam jamur dalam 1 wadah cawan petri dengan jumlah koloni 3.104.
            Pertumbuhan bakteri lebih cepat dari pada pertumbuhan jamur, dan jumlah koloninya lebih banyak bakteri dari pada jamur.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
                        Isolasi bakteri dan jamur dilakukan dengan pengenceran larutan yang mengandung bakteri dan jamur sampai 4 tabung reaksi, setelah dilakukan pengenceran diambil 1 ml larutan untuk memperbanyak bakteri dan jamur di media NA dan PDA.
                     Jumlah bakteri bisa terlihat dan bisa dihitung sehari berikutnya, tetapi jamur tumbuh dua hari berikutnya. Sedangkan koloni mikroorganisme bisa dilihat dari bentuk, tepi, permukaan dan warna. Contohnya circular, ontire, convex, Putih.

5.2. Saran
 Disarankan mahasiswa agar lebih memperhatikan kesterilan alat sebelum digunakan ataupun tangan setelah praktikum mikrobiologi nantinya.
















                                    DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Metode Sterilisasi, http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-sterilisasi/. Diakses 3 Maret 2016. 
James Agalloco, 2008, Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version),  USA : Informa Healthcare Inc.
Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti;    Bandung.Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum Angkasa. Bandung. 
 Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar.
Guntur, 2013. Bakteri dan Jamur. http://goentoer19.blogspot.co.id/2013/03/isolasi-bakteri-dan-jamur.html diakses pada hari Kamis tanggal 17 Maret 2016.

Aguskisno, 2011. Mengetahui Jenis Bakteri dan Jamur. https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/anatomi-dan-morfologi-bakteri-jamur-virus.html diakses pada hari Kamis tanggal 17 Maret 2016.

No comments:

Post a Comment