Tuesday, February 7, 2017

Praktikum Mikrobiologi Industri : STERILISASI

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
 Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya adalah untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi mikroba dari lingkungan.
           Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang (Anonim, 2011).
Maka dari itu, perlunya praktikum ini dilakukan agar praktikum berikutnya tentang mikroorganisme bisa lebih bisa mensterilkan alat yang akan digunakan.


1.2. Tujuan
Mempelajari dan mempraktekan proses sterilisasi.






                    
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

               Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).                           Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclave. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit (anonim, 2011).
Cara-cara sterilisasi dan desinfeksi yaitu pembersihan, sinar matahari, sinarultraviolet, sinar-x, sinar-gamma, pendinginan, dan pemanasan. Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan yaitu pemanasan dalam nyala api, pemanasan dengan udara panas (dry heat oven), merendam dalam air mendidih (menggodog), pemanasan dengan uap air yang mengalir, dengan uap air bertekanan (autoklaf), dan cara sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya pasteurisasi, tyndalisasi, dengan pengeringan, dengan penyaringan ( filtrasi), dan dengan menggunakan zat kimia (desinfektan) (Indan, 2003).
              





















BAB III
METODE

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal, 26 Februari 2016 pukul 08.00 – 09.30 WITA di Laboratorium Kimia Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.
3.2. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Autoklaf, Jarum Ose, Pinset, Bunsen, Mikro Pipet, Cawan, Petri, Laminar, Kertas, Alkohol 70%.
 3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum sterilisasi adalah :
a.       Mensterilisasi dengan Autoklaf
1.      Dibersihkan alat dengan tisu, lalu dibungkus dengan kertas.
2.      Dicolokan kabel Autoklaf ke stop kontak.
3.      Dinyalakan Autoklaf, diseting suhunya sampai 121oC
4.      Dimasukan alat ke dalam Autoklaf, diatur waktu sampai 15 menit, kemudian ditutup.
b.      Mensterilkan Jarum Ose menggunakan panas api.
1.      Jarum Ose disemprot dengan, alkohol 70%, dinyalakan api Bunsen.
2.      Diletakan Jarum Ose di atas api sampai berwarna pijar.
3.      Diamkan Jaru Ose sampai dingin baru bisa digunakan.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
            Hasil dari praktikum sterilisasi ini adalah prosedur kerja sebagai berikut:
a.       Mensterilisasi dengan Autoklaf
5.      Dibersihkan alat dengan tisu, lalu dibungkus dengan kertas.
6.      Dicolokan kabel Autoklaf ke stop kontak.
7.      Dinyalakan Autoklaf, diseting suhunya sampai 121oC
8.      Dimasukan alat ke dalam Autoklaf, diatur waktu sampai 15 menit, kemudian ditutup.
b.      Mensterilkan Jarum Ose menggunakan panas api.
4.      Jarum Ose disemprot dengan, alkohol 70%, dinyalakan api Bunsen.
5.      Diletakan Jarum Ose di atas api sampai berwarna pijar.
6.      Diamkan Jaru Ose sampai dingin baru bisa digunakan.

4.2 Pembahasan
Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat atau bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahanatau alat bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yangpatogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif ataupun bentuk non-vegetatif (spora).
Proses sterilisasi dapat berjalan dengan baik jika di dalam autoclave hanya terdiri atas uap air saja tanpa ada udara. Oleh karena itu, udara yang ada di dalam autoclave harus dikeluarkan dahulu. Setelah di dalam autoclave tidak ada udara lagi, uap air dibiarkan mengisi ruangan sampai suhu mencapai 121°C. Setelah suhu tersebut tercapai masih diperlukan waktu antara 11-15 menit untuk mematikan endospora bakteri yang tahan panas yang ada di cawan petri.
̊            Dalam praktikum ini Jarum Ose harus dibakar sampai berwarna pijar agar
Mikroorganisme yang ada pada jarum ose bisa mati seluruhnya.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
            Proses sterilisasi harus dilakukan dengan suhu tinggi, atau dengan cara pembakaran. Selama proses tersebut harus didiamkan dengan batas waktu tertentu agar mikroorganisme yang terdapat pada benda bisa mati seluruhnya, setelah dipanaskan harus didinginkan kembali sebelum pemakaian.
Sterilisasi menggunakan autoklaf ini termasuk kedalam sterilisasi panas basah karena menggunakan uap air bertekanan dalam proses mensterilkan bendanya. Sterilisasi basah ini dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110°C dan 121°C contohnya cawan petri.
5.2. Saran
 Disarankan mahasiswa agar lebih memperhatikan kesterilan alat sebelum digunakan ataupun tangan setelah praktikum mikrobiologi nantinya.



                                    DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Metode Sterilisasi, http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-sterilisasi/. Diakses 3 Maret 2016.  
James Agalloco, 2008, Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version),  USA : Informa Healthcare Inc.
Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti;    Bandung.Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum Angkasa. Bandung. 

 Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar.

No comments:

Post a Comment