BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Di
Indonesia produk pangan hasil fermentasi sudah banyak diketahui,seperti tempe,
keju, nata, yoghurt dan lain-lain. Salah satu produk fermentasi berbasis susu
yang populer saat ini adalah yoghurt. Yoghurt merupakan salah satu hasil olahan
pangan yang terbuat dari susu melalui aktivitas bakteri asam laktat dengan mikroorganisme
akhir harus aktif dan berlimpah (>107cfu/g) (Chairunnisa H, 2009). Yoghurt
mulai dinikmati oleh sebagian banyak orang karena dikenal memiliki banyak
manfaat bagi tubuh, antara lain: sebagai sumber bakteri probiotik yang baik
bagi usus, sumber alternatif pengganti susu bagi penderita lactose intolerance (tidak
mampu mencerna laktosa), meningkatkan bioavailabilitas nutrisi serta dapat
meningkatkan kekebalan tubuh (Wahyudi, 2006).
Bahan baku pembuatan yoghurt tidak hanya dari
susu hewani tetapi dapat juga berasal dari produksi susu nabati salah satunya
jagung yang memiliki kandungan gizi tinggi, serta harga produk yang relatif
lebih murah, sehingga dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti susu
hewani dalam fermentasi. Pengolahan yoghurt dengan bahan baku jagung belum banyak
diketahui oleh masyarakat jadi selain untuk memberikan nilai tambah jagung juga
digunakan untuk memperkenalkan produk olahan jagung yang modern. Jagung
memiliki potensi untuk dijadikan bahan pembuatan yoghurt karena memiliki
kandungan gizi yang cukup baik yaitu karbohidrat (22,8%), protein (3,5%), lemak
(1,0%), gula pereduksi serta zat-zat yang diperlukan tubuh, seperti vitamin dan
mineral (Palungkun, 2000).
1.2 Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan yogurt dengan cara
fermentasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Produk - produk olahan
susu telah diketahui memegang peranan penting dalam makanan manusia diberbagai
negara. Dengan tingkat nutrisinya yang tinggi, produk olahan susu dapat
dijadikan makanan tambahan walau susu / olahannya hanya mewakili sekitar 10 %
konsumsi total protein. Salah satu produk olahan susu adalah yoghurt. Yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menjaga kesehatan lambung
dan mencegah penyakit kanker saluran pencernaan. Manfaat yang terakhir ini
dikarenakan yoghurt mengandung bakteri hidup sebagai probiotik dari makanan yang
menguntungkan bagi mikroflora dalam saluran pencernaan (Ginting et
al., 2005).
Yoghurt adalah bahan makanan yang
berasal dari susu sapi, yang merupakan hasil pemeraman susu dalam bentuk mirip
bubur atau es krim yang mempunyai rasa agak asam sebagai hasil fermentasi oleh
bakteri - bakteri tertentu. Pembuatannya telah berevolusi dari pengalaman
beberapa abad yang lalu dengan membiarkan susu yang tercemar secara alami
menjadi masam pada suhu tinggi, mungkin sekitar 40 sampai 50 °C. Yoghurt lebih mudah dicerna didalam perut dibandingkan susu biasa dan
dapat digunakan untuk pengobatan terhadap lambung dan usus yang terluka, kadar kolestrol didalam
darah dapat diturunkan dengan mengkonsumsi yoghurt, sehingga dapat mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah (atherosklerosis). Yoghurt sangat sesuai dikonsumsi oleh penderita defisiensi enzim laktase
dalam tubuhnya (Lactose intolerance),
dimana tubuh tidak mampu mengubah laktose menjadi glukosa dan galaktosa.
Kelainan ini mengakibatkan timbulnya sakit perut dan diare setelah mengkonsumsi
susu. Yoghurt mempunyai kandungan protein lebih dari pada susu sapi, tetapi
mempunyai lemak yang lebih rendah (Saleh, 2004).
Pembuatan yogurt dilakukan proses
fermentasi dengan memanfaatkan bakteri asam laktat misalnya golongan
Lactobacillus bulgaricus dan streptococcucthermophilus. Streptococcus
thermophilus berkembang biak lebih cepat dan
menghasilkan baik asam maupun CO2. Asam dan CO2 yang dihasilkan tersebut kemudian merangsang pertumbuhan dari Lactobacillus
bulgaricus. Aktivitas proteolitik dari Lactobacillus bulgaricus memproduksi
peptida penstimulasi dan asam amino untuk dapat dipakai Sreptococcus thermophilus.
Mikroorganisme ini sepenuhnya bertanggung jawab atas pembentukan tekstur dan
rasa yogurt (Goff, 2003).
Bakteri yang digunakan dalam fermentasi
susu mempunyai beberapa peranan yang pada dasarnya adalah memproduksi asam
laktat, sekresi metabolit yang berhubungan dengan karakteristik flavour dari produk fermentasi susu tertentu dan modifikasi substrat agar
perubahan-perubahan biokimiawi yang diinginkan dapat berlangsung. Seleksi
bakteri yang sesuai untuk suatu produk tertentu memegang peranan penting dan
karakteristik mikroba yang dipilih dapat digunakan sebagai parameter dalam
proses fermentasi (Wijaningsih, 2008).
Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula
susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan cita rasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan
aroma, sedangkan Streptococcus
thermophilus lebih berperan pada pembentukan
citarasa yoghurt.Yoghurt yang baik mempunyai total asam laktat sekitar 0,85-0,95% (Surono,
2004).
Yoghurt dibedakan menjadi dua
berdasarkan cara pembuatan dan struktur fisiknya yaitu set yoghurt dan stirred yoghurt. Set yogurt adalah yogurt yang dihasilkan dari susu
yang diinkubasi pada wadah berukuran kecil dan menghasilkan gel dengan massa
setengah padat. Stirred yogurt adalah yogurt yang dihasilkan dari susu yang
diinkubasi pada wadah yang berukuran besar dan menghasilkan struktur gel yang
pecah pada akhir inkubasi. Flavornya yogurt dibedakan atas natural (plain)
yogurt, fruit yogurt dan flavoured yogurt. Natural
(plain) yoghurt adalah yoghurt tanpa penambahan gula maupun flavor. Plain yogurt
rasanya sangat asam, sehingga tidak semua orang menyukainya. Yogurt ini
biasanya digunakan sebagai bahan campuran salad. Fruit yogurt adalah yogurt
yang dicampur dengan sari buah atau buah yang dipotong kecil-kecil, seperti
nanas, pepaya, pisang, mangga, dll. Penambahan potongan buah (sebanyak 10%) ke
dalam susu dapat dilakukan sebelum atau sesudah inkubasi. Penambahan
buah-buahan sebelum inkubasi akan menyebabkan potongan buah tersebut tenggelam
ke dasaryoghurt, sehingga
mengganggu tekstur yoghurt (Widodo, 2002).
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum ini dilaksakan pada hari Jumat, 3 Juni 2016, pukul 13:30-14:30 WITA. Di
laboratorium
pangan Politeknik Negeri Tanah Laut.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat
yang digunakan pada saat praktikum adalah gelas beker, kompor, dan PH meter.
3.2.2 Bahan
Bahan
yang digunakan adalah susu bubuk, gula, yogurt.
3.3 Prosedur Kerja
1.
Dibuat larutan susu
kemasan ( sesuai dengan aturan pakai pada kemasan ).
2.
Ditambahkan gula
sebanyak 4 % .
3.
Ditambahkan bubuk
agar – agar sebanyak 0,5 % dari jumlah susu yang telah dibuat.
4.
Kemudian dipanaskan
campuran susu tersebut pada suhu 80 ᵒc selama 20 menit.
5.
Dibandingkan susu
yang telah dipanaskan sampai suhunya mencapai 40 ᵒc.
6.
Diinokulasi biakan
lactobacillus dan streptococcus thermophlius atau starter yogurt sebanyak 6 %
dari jumlah susu yang akan difermentasi kemudian ditutup tempat susu tersebut.
7.
Disimpan susu yang
telah diinkulasi tersebut dalam suhu ruang selama kurang lebih 10 sampai 24 jam
kemudian ukur PH nya.
8.
Dilakukan uji
organoleptik ( warna, rasa dan aroma ).
9.
Disimpan pada suhu
dingin ( kulkas ) / siap dikonsumsi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamati pada
praktikum ini diperoleh hasi pada tabel berikut :
No
|
Kelompok / perlakuan
|
Warna
|
Rasa
|
Aroma
|
PH
|
1
|
5 (gula 2% , agar)
|
1
|
2
|
2
|
|
2
|
2 (gula 4%, agar)
|
1
|
4
|
1
|
2
|
3
|
7 (gula 8%, agar)
|
1
|
3
|
3
|
2
|
4
|
4 (gula 10%, agar)
|
2
|
2
|
3
|
2
|
Keterangan :
a.
Warna
1.
Putih
2.
Sedikit berwarna
3.
Ada perubahan warna
b.
Aroma
1.
Tidak ada warna
2.
Aroma susu asli
3.
Aroma yogurt
c.
Rasa
1.
Tidak asam
2.
Sedikit asam
3.
Asam
4.
Asam sekali
4.2 Pembahasan
Pembuatan yogurt melalui proses fermentasi menggunakan
bakteri lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini berperan untuk membentuk tekstur
dan rasa yogurt. Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula
susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan cita rasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan
aroma, sedangkan Streptococcus
thermophilus lebih berperan pada pembentukan
citarasa yoghurt. Yogurt yang menggunakan tambahan gula rasanya tidak terlalu
asam.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah yogurt yang
dibuat berhasil tekstur yogurt agak kenyal seperti yogurt pada umumnya yang
beredar di pasaran.
5.2 Saran
Pada praktikum ini disarankan agar praktikan sabar
dalam menunggu proses fermentasi, lebih teliti dalam mengatur suhu dan
menambahkan starter.
DAFTAR PUSTAKA
Ginting,
N dan Elsegustri Pasaribu. 2005. Pengaruh Temperatur Dalam Pembuatan Yoghurt dari Berbagai Jenis
Susu Dengan Menggunakan Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus
Thermophilus. Jurusan Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan
Goff,
D. 2003. Yoghurt, Diary Science, and
Technology. University of guelph. Canada.
Palungkun
R, Tim Penulis PS. 2000. Sweet Corn Baby Corn. PT. Penebar Sadaya.
Depok.
Saleh,
E. 2004.Teknologi
Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi Produksi Ternak
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Surono.
2004. Yoghurt
Untuk Kesehatan.
Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Wahyudi,
Marman. 2006. Proses Pembuatan dan Analisis Mutu Yoghurt.Jurnal Buletin
Teknik Pertanian, Vol. 11 No. 1.
Widodo,
W. 2002. Bioteknologi
Fermentasi Susu. Univesitas
Muhammadiyah Malang Press. Malang.
Wijaningsih.
2008.
http://bioindustri.blogspot.com/2008/05/kefir-bubuk-sebagai-minuman-probiotik.html.
diakses pada tanggal 08 Desember 2012 pukul 19.00 WIB.
No comments:
Post a Comment